20190930

How to Dad

Dear, Dad.

Bisa kita mulai dari mana aja gue ngga ada ide.
Yang gue bisa tulis cuma cinta gue yang tulus dan kekecewaan yang begitu besar.
Sebagai anak perempuan terhadap ayahnya, terhadap cinta pertamanya.
Anak perempuan yang mengetahui dirinya ngga diinginkan menjadi perempuan.
Yang terus didesak untuk jadi kuat seperti laki-laki (katanya).
Yang ngga boleh nangis.
Ngga boleh juga kecewa karna hidup ngga akan pernah memihak yang perasa.

Suatu hari pernah gue cukupkan segala luka yang ngga pernah diobati.
Gue berdiri dengan kemauan sendiri.
Dan berlari untuk tujuan yang pasti.

Meski ujian yang sering datang adalah sandiwara murahan, gue ngga marah.
Gue merasa ini bagian dari cara Tuhan menunjukan bahwa Ayahnya hanya tidak mengetahui bagaimana menjadi Ayah.

No comments: