20171025

Dear, World.

Kemana 2014?
Bingung mau mulai nyeritain 2014 dari mana selain pengen banget masukin transkrip Path ke sini.

Yang jelas 2014 isinya negasi semua. S.E.M.U.A
Karena banyak bodohnya.
Banyak ngga masuk akalnya.
Meskipun banyak senengnya.

Gue keranjingan bikin BUKU ETIS selama 2014, mengingat banyak hal-hal yang ngga etis gue biarkan lewat gitu aja di depan mata. Dari mulai Pemilu, test BUMN, sampe jadi junior di sekolah penerbangan swasta yang katanya Internasional.
Well, really. i don't get it when it called International just because they're hire Flight Instructor from India, Uruguay, or England. I don't get those traditions called International, because they're too old.

Kaget.
Super kaget.
Gue pikir di jaman serba maju dan segala hal menjadi sangat mudah ketika kita pinter, udah ngga ada lagi yang namanya senioritas. And they told me, "This is Indonesian tradition." I went to their brain and ate them. Senioritas sama aja kaya penjajah, senior ngga bayar juniornya untuk melakukan sesuatu, mereka nyuruh-nyuruh atas nama senior dengan gratis, ketawa saat juniornya kesakitan, mulut junior dibungkam buat diem. Itu tradisi Belanda. Jepang. Dan negara-negara lain yang udah mengakui keusangan strategi menjajah untuk menjadi maju. Dan sekolah penerbangan Internasional mengadaptasi itu untuk diterapkan dan disebut tradisi di Indonesia.

Get well soon, sick brain.


Mellisa,

Buleleng, 7 Januari 2015

20171016

Officially Mrs. Priambada 💍

Pernah ngga sih lo, punya seseorang yang secara ngga sadar lo simpan di tempat tersendiri dalam hati lo di tengah-tengah lo bolak-balik jatuh cinta dan patah hati?

Tiba-tiba senyum pas lagi nangis sesegukan di pojokan kamar karna tau seseorang ini tiba-tiba aja cuma like foto lo, atau komen di salah satu postingan lo.

Atau sebenernya secara sadar lo mengharapkan dia maju selangkah aja supaya lo tau lo ngga ada di tempat masing-masing untuk waktu yang ngga tau mau sampai kapan.

Ini orangnya :)



Suatu hari gue ngeliat cowo di facebook. Dia adik dari salah satu dosen yang gue idolakan saat itu. Dari liat profilenya aja gue udah tau kalau cowo ini tipe gue banget. Pinter dan hangat. Saat itu seperti remaja pada umumnya gue mau tau dia lebih lanjut, maka gue sering bukain facebook dia dan menelaah dia dari segala postingan dan apa yang diposting orang tentang dia. Semua hal membuat gue jadi sadar kalo gue naksir orang di facebook, yang bahkan mungkin orang ini aja ngga tau gue. Tapi emang cowo pinter itu selalu memenangkan perhatian gue.

Bagus Dhamantra, yang secara ngga sadar gue simpan di salah satu sudut hati gue dan gue biarkan dia di sana, selama bertahun-tahun.

Di Tahun 2014 kita dipertemukan di salah satu acara dimana gue harus kerja untuk Bagus. Rasanya jangan ditanya, gue berdandan lebih cantik dari biasanya dan grogi lebih dari biasanya. Saat itu gue tau Bagus punya pacar dan yang ada dipikiran gue hanya, betapa beruntung pacarnya punya laki-laki yang ganteng, sopan, humoris dan pintar. Lalu kita pun berjalan masing-masing setelah itu dengan status stranger yang udah berubah jadi temen. Bagus orang yang punya mimpi. Gue sedikit banyak juga termotivasi karna gue adalah lingkungannya, gue mau bikin Bagus juga sedikit ngerasa bangga punya temen kaya gue seperti gue yang selalu bangga punya temen kaya dia.

Lalu suatu hari setelah 3 tahun berlalu sebagai teman yang sesekali coal-coel di sosial media, Bagus menghubungi gue dengan niat yang gue bilang agak lebih dari biasanya.. Karena kepintarannya, dia bisa nyambung sama gue, bahkan lebih punya banyak pengetahuan seputar bidang yang lagi gue tekunin saat itu. Dan suatu hari pula gue membawanya ke dalam mimpi, dan memanggil namanya lewat Line setelah bangun. Tanpa ada tujuan dan sebab juga. Hanya mau memastikan dia di sana. Dan dia ternyata masih di sana.

Hari berlalu, begitupun juga komunikasi kita. Setelah gue beberapa kali merasa gagal menjaga hubungan dan memastikan diri gue kalo gue akan baik-baik aja sendirian jalanin hidup ini, Bagus ada di situ nawarin hal lucu yang selama ini gue ignore. Pernikahan.

Yang sebenernya, secara konsep, pernikahan adalah sesuatu yang kami ngga pernah peduli, di sisi lain gue cuma ngerasa gue bisa jalanin seumur hidup gue sama dia karna dia selalu berusaha berjalan ke arah yang lebih ideal dengan isi kepalanya yang selalu bikin gue nga-nga terkagum-kagum. Belum ada seorang pun sampai ke tahap itu selama hidup gue.

Hal mengejutkan lainnya adalah... akhirnya gue menyerah dengan tembok-tembok konsep anti-pernikahan, yang sempat kami diskusikan panjang-panjang, bahwa tujuan dari pernikahan kami hanya untuk menyelamatkan status anak di kemudian hari.. Maka gue bersedia menikahinya, menikahi hidupnya dan isi kepalanya. Dengan anggapan pernikahan bukanlah hal yang cukup untuk menaungi perasaan dan pikiran kami.


Di sebuah Kantor Catatan Sipil (haha) di Kissimme, Florida, gue dan Bagus mencatatkan pernikahan kami disertai commitment ceremonial. Bahwa secara administrasi pernikahan kami legal dan dilindungi hukum.



Setelah pulang ke Michigan, Bagus bikinin gue dinner reception untuk keluarga dan kerabat terdekat, kami merayakan pencapaian komitmen kami untuk berumah tangga setelah ini. Untuk menjadi dua orang yang rela berbagi nasib dan kesunyian masing-masing.

Gue ngerasa gue lagi dipermainkan Tuhan banget, sering kali gue memincingkan mata ke langit berharap Tuhan lagi ngeliatin gue ketawa-ketawa dan gue akan bales Tuhan dengan senyum sampai nangis, Terima Kasih ya Allah.. Karena udah baik banget. Ngga ngerti lagi, kenapa selalu baik :")

Untuk seumur hidup gue, gue hanya menginginkan konsep pernikahan seperti ini, gue lakukan secara sadar, mengikat komitmen dengan orang yang akan nemenin dan gue temenin seumur hidup atas dasar cinta, dan kasih sayang. Beruntung juga kami ada di keluarga yang selalu mendukung setiap keputusan yang kami buat, yang juga ngga lupa untuk ngingetin setiap prosesi yang harus tetap dijalanin bulan Desember nanti karna banyak telinga yang harus dipuaskan dengan konsep dan perayaan Pernikahan yang berjalan sesuai norma-norma yang ada, di sini :D

Status panggilan dari Pacar jadi Istri bikin gue awal-awal suka ngakak sendiri, apaan sih gue masih mau main barbie, Bagus!!! Kamu, masak sendiri, makan sendiri, tidur sendiri, dan mandi sendiri ya.













26 September 2017

Selintingan linting.

Buset.

Ini blog udah banyak amat jaring laba-labanya. Tunggu bentar, gue panggil spiderman kali-kali aja dia butuh stok jaring laba-laba.

#KRIK

Hallo, pembaca nyasar :)
hihi..
Gue lagi sakit 4 hari ini, demam flu batuk berkepanjangan bikin gue baru bisa baca-baca lagi, nulis-nulis lagi. Setelah kemarin-kemarin gue nulis, baca dan bikin video gitu kalo instruktur lagi cuti atau kalau sched lagi khilaf kasih gue libur 3 hari.

By the wayyy.. banyak hal banget yang biasa gue share di sini setelah sekian tahun, tiba-tiba berhenti. Karena ternyata.... gue adalah orang yang lemah banget sama rasa bahagia, kalo udah seneng lupa sama diary lupa sama blog, ilang tamasya ke bulan. Tapi bahagia gue kali ini, bahagia sadar nyata ngga perlu lagi pake magic mushroom. HAHA. Dan kebahagiaan gue ternyata butuh beberapa klarifikasi mengingat banyak komen lucu yang gue terima dari beberapa mata-mata yang tersebar sejagat neraka.

Imel nikahnya pake pemberkatan ya? Imel hamil duluan ya?

Terus gue bener-bener cuma ketawa geli, dan komen, "heh, cuma gue yang boleh ngegossipin orang begitu, tau ga?" itupun gue biasanya langsung nanya sama orangnya karna kekepoan maksimal gue cuma sama orang-orang yang gue sayang.

So. Apa yang beredar ngga bener, sayang.. Jangan gitu ah.
Sentil nih.


Ini Penting.

Udah hampir setaun yang lalu gue janjiin mau bikin video tentang Fresh Graduate Pilot yang masih nganggur, mencantumkan data dan berita yang paling update. Rencananya sih tadi begitu, ternyata jalan bisa ngga semulus itu. Meskipun gue beruntung temen-temen gue yang pinter selalu bersedia bantu dan ada di kala gue harus mengalami hal-hal yang tidak gue inginkan.

Berat, iyalah pasti berat, namanya juga lagi perjuangin kepentingan orang banyak..

Sedikit cerita hal-hal yang gue lalui ini gue jalanin dan gue ikhlasin karna gue tau, tujuan gue bukan buat selamet, tapi nyelametin orang.. Jadi berbagai sindiran, diasingkan dan anceman gue anggep semuanya lepehan permen karet, gue cukup buat lewatin dan ngga nginjek biar gue terus bisa tetep jalan nyaman. Tapi namanya berjuang, ngga pernah ada yang segampang posting selfie di instagram pake seragam lengkap di cockpit dan dihiasi caption panjang-panjang jelasin hal-hal absurd kan? HAHA

Hal-hal yang bikin gue bersyukur sebenernya terjadi lebih sering daripada hal-hal bego begitu, karena sampai sejauh ini setiap gue terbang sama Kepten dan gue diskusi tentang Fresh Graduate Pilot yang nganggur, semuanya sepakat. Beberapa karna ada saudara bahkan anak yang juga lagi nganggur lama setelah keluar hampir 1M buat sekolah dan ambil rating, beberapa karna berpikir dengan logika dan akal sehat, juga beberapa ada yang justru ikut berperan aktif ikut perjuangin hal ini dan ngejelasin ke gue secara lebih rinci lagi dimana letak-letak permasalahannya.


Berkat beberapa sumber yang selalu mendukung gue untuk terus maju, gue menemukan video-video dan tulisan-tulisan yang mendukung statement gue agar gue ngga lagi dibilang HOAX, mematahkan mimpi masa depan generasi penerus bangsa, atau dibilang cari sensasi. Meskipun banyak juga yang berpikir gue seperti itu karna mereka ngga ngerti, latar belakang gue melakukan banyak himbauan semacam ini.

Gue lulus dari Flying School, Oktober 2015. Lalu ngajar simulator Cessna 172 di Simulator Center yang kebetulan berlokasi deket sama rumah gue, dari sana gue baru tau kalau ternyata profesi yang gue jalanin lancar-lancar aja ini ngga lancar buat sebagian besar yang udah lulus di sekitaran tahun itu. Gue lantas mengkhawatirkan temen satu batch gue yang juga belum dapet kontrak kerja di airlines. Lalu ada senior-senior gue. Junior-junior gue. Dan beberapa temen dari Flying School lain. Lalu sekarang adik sepupu gue.. Pikiran gue keganggu banget dan ngga tau mesti apa saat itu. Gue ngerasa keberuntungan gue yang udah di kontrak Garuda sebelum gue bahkan memulai fase Student Pilot License ngga artinya, kalau sekitar gue ternyata terpuruk seperti ini.






Video di atas gue bikin dengan sangat random, meski latar belakang gue sangat kuat. Menyinggung beberapa pihak, ya udah jelaslah. Kalo ngga ada pihak yang saya singgung namanya saya diam. Itu sih orang yang ngga berani terbang solo tapi jadi instruktur juga tau. (weheeeei imel tetep nyinyir!)

Terlepas dari beberapa Pilot yang jadi Selebgram dan sedikit punya kecenderungan Narcissistic Personality Disorder, gue mau kasih himbauan buat adik-adik atau teman-teman di luar dunia penerbangan bahwa pekerjaan Pilot ini pekerjaan yang penuh resiko namun bukan pekerjaan yang luar biasa, dan harus diagung-agungkan. Syarat jadi Pilot yang paling penting secara umum, cuma harus sehat aja kok. Meskipun mengalami banyak tambahan persyaratan, tapi serius deh, semua bisa jadi Pilot seperti semua orang bisa jadi manusia yang punya akal sehat. Cuma perkara mau atau engga.

Oia, berikut gue cantumkan beberapa sumber yang mendukung pernyataan gue dari rekan-rekan seperjuangan dan juga dari lembaga resmi seperti IPI (Ikatan Pilot Indonesia).



Tulisan oleh Mas Sathya Yupardi, BIFA Batch XXV


Tulisan dalam website IPI, mmmmm meskipun sebenernya gue agak geram sama statement pak Menteri, tapi yaudahlah sopo sing terbang sopo sing laserin hijau-hijau.


Sempet diajak gabung dalam pertemuan ini, oleh Capt Heri Martanto, tapi berhalangan karna harus trerbang :(

Dan yang terakhir yang paling lo wajib buka adalah blog di bawah ini :


Ditulis oleh Capt Heri Martanto.


Selamat menyusuri jejak-jejak kebenaran :)